My photo
Mencari jawaban yang tertindih reruntuhan.

Sunday, November 22

Intuisi

Ada empat wanita yang duduk disatu meja yang sama.Tiga wanita sedang tertawa sementara satu wanita lainnya hanya tersenyum sendu. Tiga wanita itu memberi simpati.

“Kenapa ?”

“Pasti Gama, ya ?”

Wanita yang mendapat pertanyaan itu menunjukan ponselnya dan berkata, “Sudah 4 jam dan pesanku belum dia balas”. Tiga wanita itu kembali memberi simpati.

“Mungkin dia tidur”

“Atau ponselnya mati”

“Dia sibuk mungkin”

Lalu pintu restoran terbuka, sepasang kekasih datang sambil bergandengan tangan.

Seketika terdengar wanita tadi berkata dengan penuh kekecewaan, “Sekarang aku mengerti mengapa Gama belum membalas pesanku”.

Thursday, June 25

Menunggu Pesanan

Seorang pramusaji mengambil kertas menu lalu langsung membalikkan badan dan berjalan menjauh dari meja ku.

Aku sengaja menyempatkan waktu untuk sekedar memesan satu cangkir kopi dan sepotong kue khusus di cafe ini. Sambil menunggu pesananku datang, terdengar alunan lagu musik jazz yang dimainkan langsung oleh sebuah band.

Dari para pemain band, ada seorang personal band yang sedari tadi mencuri pandangan ku, sesosok laki-laki yang handal memainkan saksofon. Suara dari saksofon yang ditiupnya semakin membuat ku kagum setelah sejak lama mengaguminya.

Matanya sempat bertemu dengan mataku dan seketika bibirnya menyungging memberikan segaris senyuman yang langsung ku balas dengan satu senyuman bersama lambaian tangan.

Kami memang sudah saling mengenal satu sama lain, dia teman ku sejak kami masih duduk di bangku sekolah. Tapi aku menganggapnya jauh dari sekedar teman. Dia adalah sosok lelaki yang mampu mengerti diriku ketika semua orang menolak ku.

Rasa kagumku terus tumbuh hingga menjadi rasa yang lebih dalam---sayang, rindu, cinta. Sempat aku ingin mengatakan perasaan ku padanya, tapi gelar 'teman' telah lekat bagiku untuknya. Cinta memang serakah, tak mau mengenal keadaan, dia begitu saja jatuh pada hati seseorang.

Juga, jika aku berterus terang atas perasaan ku, akan banyak cemooh dari mulut orang-orang yang tak bisa menerima bahwa cinta begitu buta. Mereka akan berkata bahwa aku tak akan pernah layak untuk mencintai sosoknya, bahkan untuk sekedar mengaguminya. Maka kuputuskan untuk menyimpan perasaan ku dibalik sebuah gelar sebagai seorang teman.

Dari kejauhan terlihat seorang pramusaji membawa pesananku dan menghampiri ku lalu berkata, "Pesanannya, Tuan".

Wednesday, March 18

Aku telah Jatuh.

Aku sedang berdiri di tepi jurang yang dalam. Sempat aku berjalan mundur sebab rasanya tak ingin jatuh kedalamnya. Sempat pula aku meminta bantuan pada seseorang, tapi dia malah mendorong ku kembali ketepi jurang.

Aku kembali berdiri di tepi jurang yang dalam. Ujung jari kakiku tak menapak bumi, mereka menatap jelas bagaimana hitamnya dasar jurang ini.

Aku masih berdiri di tepi jurang yang dalam. Helaian-helaian rambut ku terangkat terbawa angin yang sendu. Angin terus berhembus seperti meniup ku hingga akhirnya angin mendorong ku jatuh.

Aku tak lagi berdiri di tepi jurang yang dalam. Aku sedang melayang diatas mulut jurang ini dan seketika gravitasi menarik ku kedalamnya.

Hai, langit. Katakan pada mereka aku telah jatuh dan engkau saksinya.

Monday, February 2

Bom Waktu

Entah sejak kapan tubuh ku mulai dililit oleh tali-tali kabel warna-warni. Tapi yang jelas ikatannya begitu erat sampai aku tak bisa bergerak. Terjebak.

Tali-tali tersebut tersambung ke sebuah kotak di dadaku. Kotak tersebut menunjukkan angka-angka persis seperti yang ada pada jam digital. Tak seperti jam digital, angka-angka yang terdapat pada kotak ini hanya diam di angka; 00:10.

Setahu ku angka-angka yang ada pada kotak ini akan berjalan mundur ketika seorang lelaki disana menekan sebuah tombol. Dan hanya dia yang memiliki tombol tersebut.

Pada suatu malam lelaki tersebut pergi bersama seorang wanita yang tak ku kenal, lalu dengan tanpa perasaan lelaki itu menekan tombol yang membuat kotak di depan dadaku ini mengeluarkan suara. "Tuttttt..."

Dan mulailah angka di kotak ini berubah berjalan mundur dari 10, 9, 8 dan seterusnya sambil dibarengi dengan suara "Tutttt.... tutttt.... tuttttt....". Tepat saat kotak tersebut menunjukan angka 0 dia meledak dengan sangat keras yang membuat badan ku hancur berantakan.

Aku selalu menjadi korban ketulusan seorang wanita.

Mungkin itu yang akan diceritakan hati ku saat melihat mu berselingkuh.