Idealnya, usia 25 tahun sudah punya tabungan 100 juta.
Kalo kamu cuman bengong, mari kita bahas.
Beberapa orang dari kita, si golongan 25 keatas, akan bengong ketika tahu ternyata hidup ideal di usia 25 tahun adalah mengantongi uang 100 juta ditabungan. Nyatanya? Boro-boro. Padahal, kerja sudah banting tulang, sakit punggung sudah langganan, life style seadanya tapi 100 juta masih terasa jauh diujung sana.
Rasa tertinggal muncul kembali; Mungkin kerjanya kurang keras? Mungkin harus cari tambahan? Eh, ginjal masih dua, nih?
Ternyata, syukur kita yang kurang. Pandangan kita yang terlalu tinggi melihat ke atas. Visi kita yang belum kita genggam. Sedangkan orang-orang yang sudah sampai pada titik ideal itu mungkin sudah punya visi sejak awal. Sehingga, mereka menggenjot sejak awal pula dan menjadikan mereka layak mendapatkannya.
Maka visiku berbeda. Bagiku, hidup ideal adalah tentang ketenangan. Banyak orang yang mengantongi lebih dari 100 juta namun hidupnya tak tenang, ada juga yang umurnya tak sampai untuk menggunakan uang ratusan jutanya. Untukku, hidup tenang adalah idaman.
Ketenangan tak selamanya muncul dari digit tabungan. Justru muncul saat yakin atas rezeki yang memang sudah dicukupkan, sehingga yakin apa yang aku butuhkan pasti Allah mudahkan dari rezeki-Nya. Ketenangan muncul saat yakin takdir yang aku jalani sekarang adalah takdir terbaik ku, sehingga aku tak perlu merasa kecewa.
Hidup ideal adalah saat orang-orang berlomba memakai handphone keluaran terbaru tapi aku tak mengikutinya karena merasa tak butuh. Hidup ideal adalah saat aku bisa meninggalkan helm ku dimotor tanpa harus menentengnya kemana-mana dengan alasan takut diambil orang. Hidup ideal adalah merasa aman setiap bulan tanpa terpikirkan hutang-piutang. Hidup ideal adalah mampu membagi mana hak ku sendiri dan hak orang lain tanpa merasa takut kekurangan. Hidup ideal adalah hidup tenang atas rasa cukup.
Aku yakin beberapa dari kalian pasti insecure. Wajar, gapapa, memang manusia seperti itu. Tapi coba resapi lagi dan lagi. Mereka yang sudah di titik ideal itu mungkin harus berdarah-darah untuk mencapai titik idealnya. Sedangkan kita sudah diberi rasa cukup, maka itulah nikmat yang Allah berikan. Allah tidak mencondongkan hati kita pada dunia, justru Allah mencurahkan rasa cukup, sehingga kita selalu bersyukur atas apa yang kita dapat.
Jadi, selow aja. Yakini kita sudah ada di track yang benar. Benahi visi agar tak lagi merasa insecure atas pencapaian orang lain. Dan mari sama-sama berdoa, semoga Allah menambah tabungan kita 100 juta lebih tanpa kita harus berdarah-darah. Bersyukur harus, bermimpi juga harus pun doanya juga harus.
Pesanku, untuk diriku sendiri.