Tak pernah dalam waktuku kemarin, aku membayangkan pilihan ini akan aku ambil secepat ini. Aku kira jalanku masih jauh untuk mencapai ini. Tapi ternyata, aku adalah insan yang tak tahu apa-apa.
Kemarin, dihari yang tidak aku ingat, tiba-tiba pilihan ini aku ambil. Aku terus-menerus memandang diri didepan cermin, sekali-kali bertanya "apakah aku pantas?", tapi dengan yakin aku putuskan mengambil erat pilihan ini.
Tak ada yang lebih mengkhawatirkan ku selain; "apakah aku bisa menjadi lebih baik dengan ini?"
Aku berproses, mencoba mempelajari banyak hal sampai sering terkagum-kagum sendiri atas apa yang baru aku ketahui. Akupun berusaha menerapkannya di setiap nafas dan kedipku. Tapi, berproses tidak mudah.
Berproses tidak hanya sekedar merubah yang buruk menjadi baik. Berproses pun terkadang membuat kita harus melepas apa-apa yang menurut kita baik. Sulit, berat dan terkadang menyakitkan.
Termasuk, kini dititik proses ini, baik menjadi menyempit. Berbagi tak lagi mudah, mengingatkan tak lagi bentuk sayang dan ikhlas pun dipertanyakan.
Kini, tak ada kata 'tak apa' dalam setiap kekhilafan. Kini aku dipaksa menjadi seorang malaikat yang harus dapat selalu taat, meskipun akupun menginginkannya. Tapi aku ini insan, aku lupa, aku egois, aku gampang menyerah. Kesalahan akan selalu ada dalam genggaman.
Aku sedang berusaha, mengikhlaskan sesuatu yang aku anggap baik, merubah hal yang sudah menjadi kebiasaan, membangun habit yang baru, beristiqomah, terus dan terus. Maka biarkan aku tetap pada prosesku ini, jangan jatuhkan aku hingga aku harus berbelok kembali.
Memanjangkan kerudung tak membuatku menjadi baik sempurna, aku tetap banyak khilaf dan lupa. Aku ini sedang berproses, sedang terkikis, terengah-engah, berdebar dan kadang ingin menyerah. Maka doakan aku dan mohon maaf jika prosesku membuatmu risih.
No comments:
Post a Comment