Menonton televisi bersama setelah shalat isya sampai waktu tidur tiba menjadi hal yang paling aku rindukan saat ini. Menyaksikan acara yang membuat kami tertawa atau bahkan menangis menjadi hal yang ingin aku ulangi. Sehari saja, tidak apa-apa.
Minggu pagi, menyantap pisang goreng buatan bapak dan secangkir teh manis hangat menjadi hal yang sulit ditemukan sekarang. Buatan bapak selalu enak, pisang goreng itu tadi atau bahkan hanya sekedar tahu dan tempe goreng, rasanya enak! Bahkan mamah harus mengaku kalah kalo soal rasa pisang, tahu dan tempe goreng. Kalah telak.
Meskipun selalu kalah dan menangis, aku merindukan bagaimana jahilnya kakak-kakak ku. Bagaimana mereka begitu seenaknya dengan adik bungsunya ini, melempar bantal, mengunci ku di dapur, meledek ku, mengguyur ku dengan air dingin, mencubit ku dan hal lainnya yang sekarang malah ingin aku dapatkan lagi.
Sekarang, rumah ini tidak sehangat dulu. Kata mamah, kalo magrib rumah ini terasa sangat sepi. Makanya setiap mau magrib mamah suka whatsapp, sms atau telfon dan bertanya kapan pulang. Kasihan, mamah sekarang sering sendiri di rumah.
Ingin rasanya kembali melakukan banyak kenangan itu di rumah ini, tapi ternyata waktu memakan semua kenangan itu. Tidak ada menonton televisi bersama lagi setelah isya, kami tetap melakukan kegiatan masing-masing di kamar kami sendiri. Minggu pagi tidak ada pisang goreng dan teman-temannya, hanya ada teh yang dinikmati di kamar masing-masing.
Tidak kah kamu merasa kedinginan, wahai rumahku ?
Dari, yang 10 tahun sudah tidur di kamar bercat pink.
No comments:
Post a Comment