Mungkin, kita harus meminta maaf kepada:
Tanah, yang selalu kita tutupi, dengan aspal, keramik bahkan sepatu.
Langit, karena sering kita tantang ketinggiannya.
Angin, atas sapaannya yang tak pernah kita syukuri.
Air, karena perjalanannya selalu kita hambat.
Juga pada Matahari, karena hangatnya selalu kita hindari.
Banyak salah, tapi kita ternyata masih diberi kesempatan. Semua hal yang tak bisa berbahasa manusia sedang memaksa kita agar mata kita bisa kembali melihat, telinga bisa kembali mendengar, hidung bisa kembali menghirup, tangan bisa lagi meraba dan mulut bisa lagi mencium.
Selamat beristirahat serta selamat banyak belajar.
Tanah, yang selalu kita tutupi, dengan aspal, keramik bahkan sepatu.
Langit, karena sering kita tantang ketinggiannya.
Angin, atas sapaannya yang tak pernah kita syukuri.
Air, karena perjalanannya selalu kita hambat.
Juga pada Matahari, karena hangatnya selalu kita hindari.
Banyak salah, tapi kita ternyata masih diberi kesempatan. Semua hal yang tak bisa berbahasa manusia sedang memaksa kita agar mata kita bisa kembali melihat, telinga bisa kembali mendengar, hidung bisa kembali menghirup, tangan bisa lagi meraba dan mulut bisa lagi mencium.
Selamat beristirahat serta selamat banyak belajar.
No comments:
Post a Comment