My photo
Mencari jawaban yang tertindih reruntuhan.

Tuesday, November 15

Keluh Gelas

Gelas ini awalnya kosong, tak terisi, hampa.
Lalu kamu, kemarin, mengisinya dengan apa yang kamu bilang sebagai kasih sayang.
Setetes demi setetes kasih sayang itu mengisi gelas ku yang kosong.
Lama-kelamaan gelas ini penuh oleh kasih sayang mu hingga meluap.
Sekarang, seperti orang yang kehausan kamu meminum-nya hingga gelasnya kembali kosong.
Tertinggal setetes-dua tetes kasih sayang mu disana.
Mengering dan membekas.

Thursday, September 1

9/12

Mari kuperkenalkan pada satu bulan diantara bulan-bulan lain disetiap tahun. Aku begitu dekat dengannya, tapi tidak lagi sekarang. Dia genap 30 hari, pas tidak lebih satu hari seperti Januari, Maret dan teman-temannya, tidak pula egois hingga memotong hari seperti Februari. Biasanya dia hanya bersama matahari karena tidak terlalu dekat dengan sang hujan.

Namanya September dan kudengar dia baru datang pagi tadi. Dulu sempat aku menunggu kedatangannya, tapi sekarang aku malah menunggu kepergiannya. Sudah kubilang, aku tak lagi dekat dengannya. Alasannya sepele, ini semua karena September memiliki hari kelahiranku.

Tepat di hari pertama September ini aku kembali bertanya-tanya untuk apa aku ada ? Apakah hanya ada untuk dilahirkan lalu dengan begitu saja mati dengan tubuh-tubuh yang lain ? Rasanya, setelah sekian kali bertemu dengan September, tak ada yang istimewa yang pernah aku hasilkan. Maka ketika September kembali datang dan aku masih tak menggenggam apa-apa, bukan kah seharusnya September kecewa ?

Harusnya dia marah; "Sudah kupinjamkan satu hari agar kamu bisa menapaki bumi tapi tak ada apa-apa ditanganmu sekarang, dan tahun lalu, dan tahun lalu juga. Kemana saja kamu ini ?!". Tapi betapa baiknya September yang tak pernah marah ketika satu hari dari 30 harinya aku pinjam. Dia selalu menyapaku di tanggal 1 dan berpamitan di tanggal 30, "Semoga kita bertemu lagi".

Maafkan aku, September. Hanya saja aku kecewa pernah lahir dan kekecewaannya semakin bertambah dari hari pertama mu hingga hari terakhir mu. Tidak, bukan kecewa pernah lahir di satu hari milikmu, hanya saja aku belum bisa temukan alasan mengapa aku bisa bernafas selama ini, berjalan berjuta-juta langkah, dan bertemu dengan mu berkali-kali. Sepertinya, aku tak lahirpun tak jadi masalah.

Tapi tidak apa-apa, September. Mari masuk dan minumlah teh bersamaku, 29 hari lagi, bukan ?


Thirty days have September
April, June and November
Thirty-one the others date
Except, in February twenty-eight
But in leap year we assign
February, twenty-nine

-Thirty days hath September

Saturday, July 2

Rumah untuk Pulang

Ada yang sedang berjalan pulang
Kakinya setapak demi setapak memotong jarak
Menginjak kembali jejak saat hilang
Sepotong maaf dibawanya ringan berarak

Ada rumah yang lama ditinggalkan
Hingga pintunya lupa untuk terbuka
Ruang didalamnya meringkuk kedinginan
Membuat kaca jendelanya beruap duka

Ada yang sedang pulang ke rumah
Memilah kunci yang Ia lupa wujudnya
Ada rumah untuk pulang
Meski pintunya terkunci dari dalam

Tuesday, June 14

Duka Satu Hawa

Aku adalah seorang Hawa yang sangat amat sulit untuk percaya dan jatuh cinta dengan seorang Adam. Perlu setumpuk waktu bagiku untuk membuka gerbang hati yang entah bagaimana mampu terkunci begitu saja. Namun, ketika aku mulai jatuh cinta bahkan ketika jatuh ku sudah teramat dalam, Tuhan tiba-tiba menunjukan dasar cintanya yang ternyata terasa dangkal bagiku. Aku selalu jatuh pada cinta yang salah.

Kini, aku harus merangkak keluar sambil sesekali memungut potongan-potongan hati dan kepercayaan ku yang ternyata tak dihargai.

Tuhan tak pernah salah, suatu pertemuan bukanlah sebuah kebetulan. Maka jika pertemuan ku dengan satu Adam itu berakhir pilu, Tuhan telah menitipkan satu pembelajaran didalamnya.

Friday, March 25

Metamorfosis

met·a·mor·pho·sis 
(mĕt′ə-môr′fə-sĭs)
n. pl. met·a·mor·pho·ses (-sēz′)
1. A transformation, as by magic or sorcery.
2. A marked change in appearance, character, condition, or function.


Dalam Biologi dijelaskan bahwa kupu-kupu, katak dan belalang mampu bermetamorfosis. Aku kira hanya mereka yang mampu melakukan perubahan-perubahan seperti itu, tapi ternyata kamu juga memiliki kemampuan yang sama. Bukan metamorfosis yang memberimu sayap atau kaki super yang membuat mu mampu meloncat seperti katak, bukan pula metamorfosis yang memberimu sebuah kekuatan dan menjadi superhero

Hentikan imajinasi-imajinasi bodoh mu, aku sedang dalam area serius saat ini.

Metamorfosis mu lebih mengarah pada sifat, sikap dan kebiasaan mu terhadap ku. Tentang bagaimana kamu menyapaku, tentang bagaimana kamu menungguku, tentang bagaimana kamu menjagaku, tentang bagaimana kamu mengalah dan tentang bagaimana kamu memenuhi chat room-ku. Aku sudah hatam dengan kebiasaanmu dan tentunya aku sudah terlanjur nyaman di lingkaran itu.

Iya, bodoh ! Ada sebungkus perasaan disini !

Jika harus aku jabarkan, perasaan ini terbungkus dengan rapat tanpa ada satu orang pun yang dapat melihatnya, menciumnya, merabanya bahkan oleh kamu sendiri dimana perasaan ini seharusnya tertuju. Jika memang hanya aku yang memiliki bungkusan perasaan ini, tak masalah, aku sama sekali tak mengharapkan apa-apa darimu. Lagipula perasaan ini hanyalah perasaan yang tak mau jika dilupakan, yang hanya ingin dijaga bukan perasaan yang ingin dimiliki dan memiliki. 

Namun, dasar Bodoh, metamorfosis sikapmu membuat bungkusan perasaan ini terkoyak seperti gempa yang menumpahkan air dilautan. Metamorfosis mu membuatku bertanya "Mengapa ?"  beribu-ribu kali karena tidak mungkin tidak ada apa-apa saat kamu tiba-tiba berubah seperti ini. Apakah aku yang melakukan kesalahan hingga kebiasaan mu tertawa dengan ku hilang ?

Metamorfosismu membuatku merasa kehilangan seseorang yang membuatku nyaman tanpa harus berada dipelukannya. Jika boleh jujur, aku merindukanmu. Iya, tertawalah. Aku tahu kamu pasti merasa bahwa semua ini untukmu, jadi tertawalah sampai puas. Sebenarnya tidak masalah kamu mau bermetamorfosis seperti apa, masalahnya adalah aku harus membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaanmu yang baru dan terkadang itu membuatku sedikit kecewa.

Ya bagaimana tidak kecewa, coba kamu sadari bahwa sekarang-sekarang ini kamu melewatkan kebiasaanmu yang selalu menungguku, yang selalu menjagaku atau yang selalu tertawa denganku. Jadi sudahlah, tidak usah ikut-ikutan si kupu-kupu dan teman-temannya itu, mereka ini hanya objek pengetahuan dalam ilmu Biologi.

Sayang, dalam Biologi tidak dijelaskan bagaimana perasaan daun yang tak lagi digemari ulat karena kini kupu-kupu hanya tertarik pada bunga.